Kita harus siap sedia fisik dan mental tentang lingkungan baru tersebut. Kita harus punya gambaran tentang bagaimana harus bersikap, kebiasaan yang diterima/tidak, cuaca, adat, dan sebagainya. Dan disaat kita telah memutuskan untuk masuk ke lingkungan baru, kita harus berani untuk menyesuakan diri kita.

Menata diri untuk menghadapi lingkungan dan lingkaran baru. Kita tidak pernah tahu sikap sikap orang yang berbebeda beda. Maka dari itu kita harus menata diri kita untuk siap menghadapi dan mengatasi perbedaan.

Tanamkan pada diri masing masing bahwa kita adalah orang baru yang baik dan berbudi pekerti seperti layaknya orang baik pada umumnya. Dengan begitu, kita bisa memberanikan diri kita untuk beradaptasi dan berani berkomunikasi juga berinteraksi dengan orang orang baru di sekitar kita.

Untuk menghadapi lingkungan baru kita membutuhkan persiapan diri yang matang, kita belum mengetahui seperti apa lingkungan yang akan kita masuki, kita harus siap untuk mengikuti peraturan baru dan harus bisa menyesuaikan diri dengan rapih.

Beradaptasi adalah hal yang harus kita lakukan dengan lingkungan baru, jangan kira bahwa lingkungan tidak akan mengalami perubahan. Setiap lingkungan pasti ada yang namanya perubahan. Kita harus siap dengan perubahan tersebut dan jangan takut akan penolakan. Karena tantangan hidup akan selalu ada.

Disaat kamu masuk ke lingkungan baru, jangan malu untuk memulai perbincangan. Kita harus siap untuk memulai perbincangan kepada orang orang baru karena itulah salah satu usaha kita untuk beradaptasi.

Dengan kita memulai pembicaran maka warga pada lingkungan baru tersebut akan mempunyai presepsi yang baik pada kita. Contohnya seperti murah senyum, menyapa terlebih dahulu, bertanya lebih dahulu dan lain sebagainya.dengan begitu sama halnya kita menunjukan diri bahwa diri kita adalah orang yang terbuka dan hangat.

Milikilah rasa ingin tahu, tetapi jangan kelebihan. Jika dari awal kita sudah memiliki rasa ingin tahu, perasaan malas untuk membaur akan hilang. Rasa ingin tahu yang wajar akan memotivasi kita untuk menuangkan apa yang kita bisa pada lingkungan baru.

Mintalah penilaian kepada orang di sekitar kita tentang perilaku kita di lingkungan baru. Apapun penilaian orang yang kita dapatkan, kita harus meneirma dengan lapang dada dan kepala dingin, karena kita bisa belajar banyak dari situ dan memperbaiki diri.

Yang paling penting juga adalah menjadi diri sendiri. Disini adalah kesempatan dimana kamu bisa memulai baru. Jika kamu mempunyai masalah di tempat lama, disinilah kesempatanmu untuk memulainya kembali. Jangan sia-siakan kesempatan ini untuk mengawalinya dengan menjadi orang lain. Jadilah dirimu sendiri.

Jangan pernah kita berpura-pura seperti orang lain hanya untuk mencari perhatian dari orang lain. Sebab, jika mereka akhirnya tahu mengenai diri kita yang sebenarnya nantinya mereka bisa tak menghargai kita lagi. Jadi tetaplah percaya diri untuk menjadi diri sendiri.

Agar bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan baru tentunya kalian tak boleh malu-malu lagi untuk mengajak orang lain bicara. Kalian harus mau berinisiatif untuk memulai percakapan dan bersikap hangat kepada orang lain.

Disaat kita masuk ke lingkungan yang baru, kita akan menemukan perbedaan perbedaan. Kita harus meneirma segala perbedaan dengan pikiran yang terbuka dan tanpa penghakiman. Kita harus terima dan beradaptasi dengan perbedaan tersebut. Tidak perlu mempermasalahkannya.

kalau kita selalu mempermasalahkan aturan atau kebiasaan di tempat yang baru makan kita akan sangat kesulitan untuk berbaur. Lebih baik mencoba menjadi seseorang yang berpikiran terbuka sehingga kita bisa lebih cepat menerima kebiasaan itu dan lebih mudah membaur dan beradaptasi di lingkungan baru.

Kita juga harus menghargai segala peraturan yang berlaku di lingkungan yang baru, hal ini sangat penting untuk memulai menyesuaikan diri. Sekalipun peraturan tersebut dirasa aneh dan asing, dengan menghargai dan mengenali peraturan sosial yang adam kita akan lebih mudah untuk beradaptasi.

Mungkin ada beberapa peraturan di daerah baru yang bikin kita syok alias kaget. Bisa dikarenakan peraturan yang cukup aneh. Namun, aturan atau norma tersebut dibuat demi kepentingan anggota masyarakat di dalamnya. Cobalah berpikir secara terbuka, sehingga kita bisa merasakan kebaikan dari peraturan sosial tersebut.

Jadilah fleksibel. Jangan terlalu kaku, usahalah untuk santai dengan sekitar. Kamu akan bertemu teman baru di tempat baru, kalau kamu bawa kaku, akan sulit untuk kedepannya. Ini kesempatanmu untuk membuat lingkaran teman / keluarga yang baru.

Jalinlah komunikasi yang baik, jangan sampai baru awal menjalin hubungan sudah ada konflik. Komunikasi yang baik sangat dibutuhkan dan penting bagi hubungan hubungan baru. Jangan meremehkan komunikasi dan mau seenaknya sendiri.

Hal yang juga penting adalah untuk pintar memilah-milah alias filtering. Karena kita masuk ke lingkungan baru kita tidak tahu sikap orang yang sebenarnya, jangan bergaul dengan orang yang akan mempengaruhi hal hal negatif terhadap dirimu. Jangan terlalu langsung terbuka dengan orang orang baru.

Juga kita harus bisa memilih dan me-filter peraturan mana yang sesuai dan tidak sesuai. Kita bisa mengikuti peraturan yang sesuai dengan kebutuhan kita sehingga kita tidak perlu mengubah diri kita sepenuhnya karena sedang berusaha "menyatu" dengan sosial. Tetapi, kita harus tetap menghargai tidak boleh menghakimi.

Salinglah membantu, jangan pernah ragu untuk mebantu sekitarmu yang membutuhkan walaupun bantuan yang diberikan hanyalah hal kecil. Tetapi dari hal kecilah rasa kekerabatan dapat timbul.

Berpartisipasi lah dalam kegiatan yang diadakan di sekitar lingkungan Anda, entah itu kerja bakti,ronda malam,dan kegiatan yang lain. Ketika Anda ikut serta dalam kegiatan tersebut maka Anda dapat dengan mudah untuk bersosialisasi dengan mereka.

Tentu tidak semua orang gampang beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan dimanapun, jangan pernah iri karena memang semua orang ber beda beda. Tetapi jangan berhenti berusaha untuk bersosialisasi dengan lebih lancar.

Rasa malu pasti ada, jika kamu orang yang inrtrovert, bukan berarti kamu harus mengubah dirimu menjadi seorang yang ekstrovert. Tetaplah menjadi dirimu yang sebenarnya & apa adanya. Tetapi, coba singkirkan rasa malu untuk memulai komunikasi atau bergabung dengan sebuah grup.

Rasa tenang dan santai, akan membantu Anda jauh lebih baik saat bersosialisasi ketimbang malu saat mengungkapkan pendapat.

Jangan kamu cemas, bahkan dibalik kepribadian yang ekstrovert, seseorang memiliki beragam masalah yang dicemaskan. Ekstrovert bisa mengurangi rasa cemas tersebut dengan cara bersosialisasi. Jadi, jangan pernah merasa cemas dengan apa yang orang lain pikirkan tentang dirimu.

Tingkatkan kepercayaan dirimu, jika kamu seringkali mengalami momen momen canggung, sebenarnya hal itu terjadi karena kamu terlalu berlebihan dalam memikirkan situasi. Kamu harus yakin dan percaya terhadap diri sendiri serta tujuanmu bersosialisasi.

Hadapilah dengan tenang, kamu dapat berlatih dengan orang terdekat agar terbiasa dengan situasi saat bertemu dengan orang orang yang baru. Biasakan diri untuk santai dan rileks, serta perlahan saat berbicara, supaya kamu terdengar alami saat mengobrol.

Berlatihlah di depan cermin untuk melihay bahasa tubuhmu saat berbicara dengan orang lain. Cara berlatih ini bisa meningkatkan kepercayaan diri dan membuatmu lebih fokus pada diri sendiri dariapda ketakukan yang akan muncul.

Kunci terpenting dalam berosialisasi adalah percaya diri, dan berpikir positif mengenai diri Anda sendiri.

Sebelum kamu masuk ke lingkungan baru, akan lebih baik jika terlebih dahulu dengan lingkungan baru dan jangan sampai asal nebak. Kita bisa cari cari info dulu tentang lingkungan baur tersebut, orang orangnya, cara berkomunikasinya, dan sebagainya.

Bersikaplah hangat untuk bersahabat, namun untuk awal awal jangan terlihat sok dekat. Saat kamu berada di lingkungan baru, mulailah sikap yang bersahabat dengan menyapa dengan senyuman.

Ciptakanlah mindset positif terhadap lingkungan baru, cipptakanlah pola pikir yang baik dan positif terhadap lingkungan baru yang akan kamu masuki. Kamu ahrus yakin kalau nanti kamu akan memperoleh pengalaman baru. Semua yang dihadapi dengan cara positif dapat membuat kita merasa lebih baik dan menimbulkan motivasi.

Ketika kamu sudah masuk di lingkungan baru, turut berbaur dengan lingkungan sekitar. Kenalilah lingkunganmu, ikuti kegiatan kegiatan baru bersama mereka dan hadapi situasi baru dan memungkinkanmu untuk memperoleh banyak teman disana.

Dimanapun dan kapanpun Anda harus selalu menjadi diri Anda sendiri. Lepaskan diri Anda dari anggapan harus membuat impresi menyenangkan ke orang lain dengan menjadi sosok asing. Buatlah hubungan baik dengan lingkungan baru Anda dengan menjadi sosok yang baik dan tidak menjadi orang lain.

Sebebas bebasnya lingkungan, pasti kita akan bertemu dengan peraturan. Walaupun kamu merasa asing dengan peraturan itu, tetap hargailah budaya dan aturan yang kamu temui di lingkungan baru.

Bertanya tidak harus pada orang yang lebih tua. Kita bisa bertanya kepada orang yang sudah cukup berpengalaman di sekitar kita. Selain itu, jika lingkungan baru kita adalah lingkungan kerja, kita bisa juga bertanya kepada atasan langsung atau rekan satu level.

Meminta pendapat dan penilaian orang lain terhadap apa yang sudah kita lakukan maupun baik dan buruk. Sehingga kita bisa meningktkan kualitas diri kita di lingkungan baru.

Bersikaplah natural, jangan dibuat-buat, biarkan orang lain mengenal dirimu apa adanya. Jangan sombong, karena orang akan malas berbica kepada orang yang sombong. Kamu harus mengerti batas bicara, jangan terlalu cerewet.

Bersikaplah natural, jangan dibuat-buat, biarkan orang lain mengenal dirimu apa adanya. Jangan sombong, karena orang akan malas berbica kepada orang yang sombong. Kamu harus mengerti batas bicara, jangan terlalu cerewet.

Beradaptasi dengan lingkungan baru membutuhkan waktu, namun dengan cara dan proporsi yang tepat, kamu pasti bisa melaluinya dengan baik.

I try not to have too many opinions; I just marvel at the world we live in.

It's certainly a cliche to remark that a nonfiction book 'reads just like a novel,' but in the case of Jonathan Eig's 'The Birth of the Pill,' I have no other recourse, since his narrative is full of larger-than-life characters sharply limned and embarked on fascinating doings, their story told in sprightly visual fashion.

I believe that everything we think and feel and do produces a result and that we have to deal with that result - that result is then something that produces another result, so on and so forth, so yes, I do believe in causality.

I didn't get a formal introduction to horror until right about the age of 12, when my uncle showed me 'Twilight Zone: The Movie.' When you're 12 years old, and you see that - oh, God. I devoured as many horror movies and novels as possible.

To sit back and say, 'Oh, we're going to let the government do whatever they want, right or wrong,' is giving up.

If you believe in the right to life then you must believe in the right to have the means to defend that life.

You can have a certain arrogance, and I think that's fine, but what you should never lose is the respect for the others.

There can be no passion, and by consequence no love, where there is not imagination.